Sabtu, 10 Maret 2012

Mengenal Manajemen Pendidikan Islam

Al-Sajadah ayat 5
Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, Kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu[1190]

Akhir-akhir ini manajemen telah mendominasi di seluruh organisasi, termasuk organisasi pendidikan, sehingga sekitar tahun 1999 muncul jurusan di Perguruan Tinggi Islam yang disebut Manajemen Pendidikan Islam, dan sampai saat ini konsentrasi tersebut telah berkembang luas di berbagai perguruan tinggi Islam, namun kemunculannya belum sepenuhnya memberikan ketegasan apa yang disebut Manajemen Pendidikan Islam, apakah manajemen yang diterapkan dalam pendidikan Islam, ataukan Manajemen Pendidikan yang dilandasi nilai-nilai Islam ataukah juga manajemen yang dilandasi nilai-nilai Islam yang dilaksanakan di dalam organisasi pendidikan Islam?, untuk itulah bab ini mencoba menguraikan berbagai pendapat para pakar dari buku-buku dan pengalaman penulis selama mengikuti perkuliahan di Manajemen Pendidikan Islam.

Kata manajemen saat ini kemunculannya telah banyak dikalim oleh barat, bahkan dianggap produk dari ilmuwan barat sehingga menjadi ilmu manajemen. Pendapat yang berbeda ditunjukan oleh Kamal Muhammad Islam dalam bukunya “Manajemen Pendidikan Islam atau Khashaish Madrasatin Nubuwah hal 7, bahwa “ Ilmu Manajemen yang selama ini selalu diklaim hasil penemuan bangsa barat ternyata milik Islam seutuhnya. Lantaran sejak Nabi Ibrahim as sampai dengan masa Rasulullah SAW, ilmu manajemen tersebut sudah dipraktekan dalam kehidupan beliau sehari-hari, terutama dalam melaksanakan misi dakwahnya.

Namun boleh jadi lantaran kurang pengembangan, atau kurang dikembangkan, disosialisasikan, diperkenalkan, dipromosikan dan dimasyarakatkan oleh para tokoh sehingga ilmu manajemen tersebut tenggelam bersamaan dengan hingar bingarnya berita berbagai penemuan ilmu pengetahuan dari barat.
Bahwa ilmu manajemensebagai sebuah ilmu pengetahuan yang ilmiah, lengkap dengan segala unsur, fungsi dan ciri-ciri khasnya sesungguhnya dapat digali, ditemukan untuk disempurnakan dan disesuaikan dengan keadaan zaman oleh setiap orang yang mau menyimak dan meneliti dalam Al Qur’an, As-Sunnah dan berbagai riwayat serta kisah dari kehidupan Rasulullah dan para sahabat.
Terlepasa dari itu semua perbedaan dan perselisihan pendapat menjadi tidak penting, manakala tujuan manajemen sesungguhnya belum mampu diaplikasikan dalam organisasinya. Terlebih dalampendidikan, apapun itu yang terpenting adalah bagaimana manajemen ini diterapkan dalam lembaga pendidikan agar dapat menghasilkan generasi muda Islam yang taqwa, mandiri, tegar, dan siap diandalkan, sebab manajemen yang bersumber dari Islam sangat relevan dengan tujuan pendidikan itu sendiri.
Di Indonesia Manajemen Pendidikan Islam atau biasa disingkat MPI, merupakan konsentrasi yang berkembang sekitar tahun 1999 di Indonesia, spesifikasi keilmuan ini (kalau boleh disebut) masih dianggap sebagian kalangan ilmuwan belum dikenal, belum diketahui, mana bentuknya, mana wujudnya dan apa gunanya, bahkan ada sebagian cendikiawan yang berpendapat bahwa Manajemen pendidikan Islam ini hanya merupakan perwujudan yang mengada-ada atau pemaksaan kehendak dari para kalangan intelektual muslim dikalangan PTAI. Kata Islam yang melekat pada disiplin ilmu tersebut dipandang sebagai adopsi dari disiplin ilmu yang telah ada sebelumnya dan telah mapan, kemudian diberi label Islam (lihat muhaimin et.al, 2010: 1).
Adalagi pandangan lain bahwa ilmu agama Islam itu tidak jelas demarkasinya dari ilmu-ilmu lain, atau lebih ironis lagi hanya sekedar memberikan legalitas dan justifikasi bahwa hal itu sudah benar, sudah ada dalam Islam. Namun demikian jika para pemikir dan ilmuan Islam mampu menjelaskan secara kukuh dengan landasan filosofis dan ilmiah serta mampu memberikan pembedaan dengan ilmu yang lain, maka otonomisasi dan keilmuan tentang Manajemen Pendidikan Islam tidak akan diragukan lagi.
Ketika manajemen pendidikan Islam, mamiliki otonomisasi keilmuan yang mandiri, maka akan jelas ruang lingkup, fungsi dan kajiannya. Apakah MPI ini hanya untuk pendidikan Islam, atau juga dapat diterapkan di sekolah-sekolah atau lembaga-lembaga umum. Tentu harus diperjelas dan dipertegas di mana proporsisi manajemen pendidikan Islam itu sendiri.
 Dari segi tujuan manajemen pendidikan, maka orientasinya adalah bagaimana sebuah lembaga pendidikan dapat melaksanakan aktivitas koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain dalam organisasi tersebut secara efektif dan efisien. Efektif berarti pekerjaannya telah dilaksanakan dengan tepat, misalnya tuntutan jadwal dan agenda yang tepat waktu, menjadikan pekerjaan lebih mudah dan aman sehingga sasaran dan tujuan pendidikan dapat tercapai. Efisiensi dimaksudkan mendapatkan output sebesar-besarnya dari input sekecil-kecilnya (modal sedikit dan untung sebanyak-banyaknya). Namun demikian apakah dalam manajemen  pendidikan Islam juga hanya mencari keuntungan duniawi semata, hanya memenuhi sasaran lulusan 100 %, dapat melanjutkan ketingkat atas dengan modal sekecil-kecilnya. Akan tetapi dalam Manajemen Pendidikan Islam sasaran efektif dan efisien lebih dari itu  di samping output lulusan yang memenuhi kriteria tersebut juga harus memiliki sasaran lain yang memberikan keseimbangan duniawi dan ukrawi yakni disamping memiliki kualitas yang memenuhi kreteria lulusan standart Nasional/Internasional juga memiliki akhlaqul karimah atau memberikan bekal anak didik yang mampu menjalankan ajaran Islam dengan baik dan benar, atau paling tidak lulusannya juga  dapat melaksanakan shalat mandiri, membaca dengan benar dan mengkaji Al-Qur’an, serta memiliki akhlaqul karimah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar