Al-Sajadah ayat 5
Dia
mengatur urusan dari langit ke bumi, Kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam
satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu[1190]
Akhir-akhir ini manajemen telah mendominasi
di seluruh organisasi, termasuk organisasi pendidikan, sehingga sekitar tahun
1999 muncul jurusan di Perguruan Tinggi Islam yang disebut Manajemen Pendidikan
Islam, dan sampai saat ini konsentrasi tersebut telah berkembang luas di
berbagai perguruan tinggi Islam, namun kemunculannya belum sepenuhnya
memberikan ketegasan apa yang disebut Manajemen Pendidikan Islam, apakah
manajemen yang diterapkan dalam pendidikan Islam, ataukan Manajemen Pendidikan
yang dilandasi nilai-nilai Islam ataukah juga manajemen yang dilandasi
nilai-nilai Islam yang dilaksanakan di dalam organisasi pendidikan Islam?,
untuk itulah bab ini mencoba menguraikan berbagai pendapat para pakar dari
buku-buku dan pengalaman penulis selama mengikuti perkuliahan di Manajemen
Pendidikan Islam.
Kata manajemen saat ini kemunculannya telah banyak dikalim
oleh barat, bahkan dianggap produk dari ilmuwan barat sehingga menjadi ilmu
manajemen. Pendapat yang berbeda ditunjukan oleh Kamal Muhammad Islam dalam
bukunya “Manajemen Pendidikan Islam atau Khashaish Madrasatin Nubuwah hal 7,
bahwa “ Ilmu Manajemen yang selama ini selalu diklaim hasil penemuan bangsa
barat ternyata milik Islam seutuhnya. Lantaran sejak Nabi Ibrahim as sampai
dengan masa Rasulullah SAW, ilmu manajemen tersebut sudah dipraktekan dalam
kehidupan beliau sehari-hari, terutama dalam melaksanakan misi dakwahnya.
Namun boleh jadi lantaran kurang pengembangan, atau kurang
dikembangkan, disosialisasikan, diperkenalkan, dipromosikan dan dimasyarakatkan
oleh para tokoh sehingga ilmu manajemen tersebut tenggelam bersamaan dengan
hingar bingarnya berita berbagai penemuan ilmu pengetahuan dari barat.
Bahwa ilmu manajemensebagai sebuah ilmu pengetahuan yang
ilmiah, lengkap dengan segala unsur, fungsi dan ciri-ciri khasnya sesungguhnya
dapat digali, ditemukan untuk disempurnakan dan disesuaikan dengan keadaan
zaman oleh setiap orang yang mau menyimak dan meneliti dalam Al Qur’an,
As-Sunnah dan berbagai riwayat serta kisah dari kehidupan Rasulullah dan para
sahabat.
Terlepasa dari itu semua perbedaan dan perselisihan pendapat
menjadi tidak penting, manakala tujuan manajemen sesungguhnya belum mampu
diaplikasikan dalam organisasinya. Terlebih dalampendidikan, apapun itu yang terpenting
adalah bagaimana manajemen ini diterapkan dalam lembaga pendidikan agar dapat
menghasilkan generasi muda Islam yang taqwa, mandiri, tegar, dan siap
diandalkan, sebab manajemen yang bersumber dari Islam sangat relevan dengan
tujuan pendidikan itu sendiri.
Di Indonesia Manajemen Pendidikan Islam atau biasa disingkat
MPI, merupakan konsentrasi yang berkembang sekitar tahun 1999 di Indonesia,
spesifikasi keilmuan ini (kalau boleh disebut) masih dianggap sebagian kalangan
ilmuwan belum dikenal, belum diketahui, mana bentuknya, mana wujudnya dan apa
gunanya, bahkan ada sebagian cendikiawan yang berpendapat bahwa Manajemen
pendidikan Islam ini hanya merupakan perwujudan yang mengada-ada atau pemaksaan
kehendak dari para kalangan intelektual muslim dikalangan PTAI. Kata Islam yang
melekat pada disiplin ilmu tersebut dipandang sebagai adopsi dari disiplin ilmu
yang telah ada sebelumnya dan telah mapan, kemudian diberi label Islam (lihat
muhaimin et.al, 2010: 1).
Adalagi pandangan lain bahwa ilmu agama Islam itu tidak jelas
demarkasinya dari ilmu-ilmu lain, atau lebih ironis lagi hanya sekedar
memberikan legalitas dan justifikasi bahwa hal itu sudah benar, sudah ada dalam
Islam. Namun demikian jika para pemikir dan ilmuan Islam mampu menjelaskan
secara kukuh dengan landasan filosofis dan ilmiah serta mampu memberikan
pembedaan dengan ilmu yang lain, maka otonomisasi dan keilmuan tentang Manajemen
Pendidikan Islam tidak akan diragukan lagi.
Ketika manajemen pendidikan Islam, mamiliki otonomisasi
keilmuan yang mandiri, maka akan jelas ruang lingkup, fungsi dan kajiannya.
Apakah MPI ini hanya untuk pendidikan Islam, atau juga dapat diterapkan di
sekolah-sekolah atau lembaga-lembaga umum. Tentu harus diperjelas dan
dipertegas di mana proporsisi manajemen pendidikan Islam itu sendiri.
Dari segi
tujuan manajemen pendidikan, maka orientasinya adalah bagaimana sebuah lembaga
pendidikan dapat melaksanakan aktivitas koordinasi dan pengawasan terhadap
pekerjaan orang lain dalam organisasi tersebut secara efektif dan efisien.
Efektif berarti pekerjaannya telah dilaksanakan dengan tepat, misalnya tuntutan
jadwal dan agenda yang tepat waktu, menjadikan pekerjaan lebih mudah dan aman
sehingga sasaran dan tujuan pendidikan dapat tercapai. Efisiensi dimaksudkan
mendapatkan output sebesar-besarnya dari input sekecil-kecilnya (modal sedikit
dan untung sebanyak-banyaknya). Namun demikian apakah dalam manajemen pendidikan Islam juga hanya mencari
keuntungan duniawi semata, hanya memenuhi sasaran lulusan 100 %, dapat
melanjutkan ketingkat atas dengan modal sekecil-kecilnya. Akan tetapi dalam
Manajemen Pendidikan Islam sasaran efektif dan efisien lebih dari itu di samping output lulusan yang memenuhi
kriteria tersebut juga harus memiliki sasaran lain yang memberikan keseimbangan
duniawi dan ukrawi yakni disamping memiliki kualitas yang memenuhi kreteria
lulusan standart Nasional/Internasional juga memiliki akhlaqul karimah atau memberikan
bekal anak didik yang mampu menjalankan ajaran Islam dengan baik dan benar, atau
paling tidak lulusannya juga dapat melaksanakan
shalat mandiri, membaca dengan benar dan mengkaji Al-Qur’an, serta memiliki
akhlaqul karimah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar