KEPEMIMPINAN
ISLAM[1]
Oleh :
Dr. H. Nur Zazin, M.A[2].
1.
Memahami Kepemimpinan
Kepemimpinan, secara etimologi berasal dari kata pimpin, mendapat awal
me- berarti menuntun, membimbing, menunjukkan jalan. Mengetahui, mengepalai,
memandu, melatih. Sedangkan Istilah Kepemimpinan mendapat awalan ke dan akhiran
an, berarti menunjukkan pada semua aspek kepemimpinan.
Al Qur’an banyak menjelaskan
tentang kepemimpinan, khilafah (Al Baqarah ayat 30), ulil amri (An- Nisa : 59),
wali (Al Maidah ayat 55). Dalam hadis nabi istilah pemimpin disebut ra’in atau
amir seperti dalamhadis Bukhori. Kesemuanya memiliki arti bahwa kepemimpinan
adalah kegiatan menuntun, memandu dan menunjukkan jalan yang diridlai Allah
.
Sedangkan secara terminologi, ada tiga gejala dalam kepemimpinan yang
dapat diindentifikasi :
a.
Selalu berhadapan dengan dua belah
pihak, ada yang memimpin dan yang dipimpin. Jumlah pemimpin lebih sedikit dari
yang dipimpin.
b.
Merupakan gejala sosial yang
berlangsung sebagai interaksi antar
manusia di dalam kelompoknya, baik kelompok besar maupun kecil.
c.
Berisi kegiatan membimbing,
memandu, menunjukkan jalan, mengepalai dan melatih agar orang-orang yang
dipimpinnya mengerjakan sendiri.
Menurut Ott (1996), proses hubungan antar pribadi yang di dalamnya
seseorang mempengaruhi, sikap, kepercayaan dan perilaku orang lain. Locke
et.al, (1991), sebagai proses membujuk orang lain untuk mengambil langkah
menuju suatu sasaran bersama. Terry, leadership is the relationship in wichh
one person, the leader, influences the ather to work together willingly on
related task to attain that wich the leader desire ( kepemimpinan adalah
hubungan di mana di dalamnya antara orang dan pemimpin saling mempengaruhi agar
mau bekerjasama berbagi tugas untuk mencapai keinginan sang pemimpin.
Kepemimpinan dalam Islam dapat dilacak dari keberadaan manusia di muka
bumi, mulai dari Adam dan Hawa (AN-Nisa ayat 1), kemudian lahir komunitas yang
disebut dengan syu’ub dan qabail (Al
Hujrat ayat 13), dan akhirnya jadi proses saling mengenal (ta’aruf) yang muncul golongan yang menyeru kebaikan
dan mencegah dari yang mungkar (Al Imran : 104), akhirnya terjadi proses
seleksi siapa yang terbaik untuk jadi pemimpin atau khairu ummat (Al imran ayat
110, 118).
Kepemimpinan Islam adalah kegiatan membimbing, menuntun, memandu dan
menunjukkan jalan yang diridlai Allah, untuk kmemakmurkan bumi, menyeru kepada
yang ma’ruf (baik) dan mencegah yang mungkar (buruk), keduanya antara yang
dipimpim dan yang memimpin sama mempertanggungjawabkan amanah tersebut di
hadapan Allah SWT.
2.
Dasar Konsep Kepemimpinan Perspektif
Islam
a.
Pendekatan normatif
Secara normatif kepemimpinan Islam bersumber dari Al
Qur’an dan Hadis yang terbagi 4 prinsip pokok, yaitu (1) tanggung jawab (reponsibility)
artinya bahwa setiap diri adalah pemimpin minimal untuk dirinya sendiri,
dituntut bertanggung jawab tidak hanya kepada manusia, tetapi juga kepada Allah
SWT. (2) prinsip etika tauhid artinya pemimpin yang dipilih adalah beriman
kepada Allah (Al Imran 118). (3) prinsip keadilan artinya pemimpin harus mampu
menjaga keseimbangan (adil) sebagaimana QS. Shad ayat 26). (4) prinsip
kesederhanaan seorang pemimpin itu melayani bukan minta dilayani. Hadis Nabi “
Pemimpin suatu kaum adalah pengabdi (pelayan) mereka “ (HR. Abu Na’im).
Kepemimpinan yang demikian akan menghasilkan kejujuran.
b.
Pendekatan Historis
Berdasarkan historis, maka akan melahirkan pemimpin yang
memiliki sifat shidiq, amanah, tabligh dan fatanah dan lain-lain sebagai syarat
dari keberhasilan memimpin masyarakatnya. Banyak kisah atau cerita dalam Islam
dalam Al Qur’an, Hadis, Sirrah nabawiyah yang mampu mengisnpirasi pemimpin
untuk berbuat terbaik.
Sejarah mengajarkan bahwa orang besar bukanlah orang
yang kuat dan perkasa dan suka memaksakan kehendaknya, namun orang besar itu
orang yang sanggup mengendalikan hawa nafsu dan amarahnya serta mau mengakui
kesalahannya untuk tidak diulang kembali di masa mendatang.
c.
Pendekatan Teoritik
Dasar ini dimaksudkan, bahwa sebenarnya konsep Islam
sudah memiliki ideologi jelas dan benar dan sempurna, namun islam tidak menutup
kesempatan menkomonikasikan ide-ide pemikiran dariluar Islam selama pemikiran
tersebut dalam koridor ilmiah dan tidak bertentangan dengan Islam.
3.
Dasar Konsep Kepemimpinan Perspektif
Barat
Pemikir barat rata-rata mengatakan bahwa kepemimpinan diletakkan di
atas konsep relasi (telational concept),
seperti Edwin locke menyatakan bahwa jika pemimpin tidak ada pengikut,
maka otomatis tidak ada pemimpin. Jadi dalam paradigma barat kepemimpinan itu
tidak lebih dari suatu perilaku dan tuntutan sosial dan didalamnya tidak
dikenal tanggung jawab personal ilahiyah (ilahiyyah personal responsibility).
Beberapa
konsep kepemimpinan perspektif barat :
a.
Teori Kontigensi (Fiedler,
1964-1974)
Bahwa kinerja kelompok tergantung pada
interaksi antara gaya kepemimpinan dengan situasi yang mendukung.
b.
Teori siklus kehidupan
Ada dua gaya kepemimpinan, task behavior;
menunjukkan sejauhmana pemimpin mengkhususkan tugas individu atau kelompok,
pengorganisasian, pengendalian. Relationship behavior; menunjukkan perilaku
pemimpin dalam berkomunikasi dengan pengikutnya. Kedua teori itu menghasilkan
gaya keputusan yaitu telling (mengatakan), selling (instruksi terstruktur),
participating (saling berbagi) dan delegating meminimalisir pengarahan).
c.
Teori Path-goal (House 1971)
Pemimpin yang efektif menjelaskan jalur
membantu pemngikutnya bertolak dari permulaan menuju pencapaian dengan berusaha
secara maksimal untuk mengatasi berbagai hambatan-hambatan.
d.
Leadershipp participation Model (Vroo
dan Jago 1974)
Teori ini menghubungkan perilaku
kepemimpinan dan partsisipasi dengan pengambilan keputusan. Model ini
didasarkan atas analisa tentang bagaimana perilaku keputusan pemimpin
mempengaruhi kualitas keputusan dan penerimaan keputusan bawahan.
4.
Sifat Ideal Pemimpin
No
|
Perspektif Islam
|
Perspektif Barat
|
1
|
Mampu memimpin dan mengendalikan diri
sebelum memimpin
|
Mampu mempengaruhi dan membujuk orang lain
|
2
|
Memiliki kemampuan kualitas dan
manajerial terbaik
|
Memiliki kemampuan manajerial terbaik
|
3
|
Memiliki konsep dan aplikasi relasi
yang baik sesuai tuntunan Islam
|
Memiliki konsep dan aplikasi relasi
|
4
|
Visinya Al Qur’an dan amar ma’ruf nahi
munkar
|
Memiliki visi yang jelas, serta mampu
menerjemahkan menjadi misi kepada bawahan
|
5
|
Memiliki sifat tawadlu dan mawas diri,
sebab kepemimpinan tidak hanya dipertanggungjawabkan di depan lemabaga
organisasi, tetapi juga dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.
|
Memiliki sifat optimis
|
6
|
Memiliki sifat shiddiq (benar), amanah
(dipercaya), tabligh (menyampaikan apa adanya), fathanah (cerdas/pandai)
|
Memiliki pendekatan watak, pendekatan
situasional atau perilaku tersimak (observed behavior), bukan pada pembawaan
(inborn) yang hipotetikal
|
Perbedaan
mendasarnya yaitu :
No
|
Perspektif Islam
|
Perspektif Barat
|
1
|
Pendekatan internal; pribadi seorang
pemimpin itu merupakan cerminan dari keberhasilan memimpin yang dimulai dari
memimpin dirinya sendiri
|
Pendekatan eksternal; seorang pemimpin
sebagai makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan komunitasnya
|
2
|
Sifat ideal
Sifat tertentu seseorang merupakan
merupakan karakter khas yang dimiliki sebagai karunia Allah, dan diharuskan
memiliki minimal sifat 4 rasulullah yakni kebenaran, amanah, jujur
menyampaikan apa adanya, dan cerdas.
|
Hasil sebuah proses latihan murni tanpa
faktor lain di dalamnya.
|
3
|
Kepemimpinan itu amanah yang diberikan
Allah SWT dan akan diminta pertanggungjawabannya
|
Tanggung jawab formal dengan parameter
materi yang dipertanggungjawabkan sesuai ketentuan yang berlaku.
|
5.
Karakter Pemimpin Masa
Depan
a.
Memiliki aqidah Islamiyah yang
mantap
b.
Tasamuh (toleran)
c.
Memiliki landasan kerjasama dan
solidaritas
d.
Menghilangkan kultur organisasi
e.
Terbuka
f.
Bebas dari penyakit Jahid
(reaksioner) dan jamid (beku berfikir)
6.
Akhlaq seorang pemimpin
dalam Al Qur’an
a.
Cinta kebenaran (al baqarah : 47,
AL Maidah : 8, Al Hujrat 9-10, )
b.
Menjaga Amanah dan Kepercayaan (Al
Baqarah 166)
c.
Ikhlas dan Memiliki Pengabdian (Al
baqarah 245)
d.
Baik dalam pergaulan (fushilat
34).
e.
Bijaksana (Yusuf 22)
7.
Akhlaq seorang pemimpin
dalam Hadis
a.
Memimpin untuk dilayani bukan
dilayani
b.
Zuhud terhadap kekuasaan
c.
Jujur dan tidak munafik
d.
Memiliki visi keummatan (bebas
fanatis golongan)
e.
Memiliki tanggung jawab moral
8.
Langkah Mengelola
Organisasi
No
|
Input
|
Proses
|
Output
|
1
|
a.
Masukan, kritik, saran, hasil
penelitian, hasil whork shop, seminar dll
b.
Proses awal melalui upgrading
artinya penyamaan visi dan misi
organisasi.
c.
Rapat kerja
|
Proses pengelolaan organisasi berdasar
kesepakatan dan visi, misi yang disepakati, beberapa fungsi :
a.
Instruktif pelaksanaan (an-Naml
32-33)
b.
Delegasi (mau mendelegasikan
wewenang ke bawahan) Al Maidah 51
c.
Pengendalian dan mengawasi
d.
Keteladanan
|
Adapun ukuran keberhasilan output
a.
ketepatan waktu
b.
efisiensi Biaya
c.
Keuntungan yang diperoleh
|
9.
Mengenal Teknik
Bernegoisasi
a.
Win and Lose Solution
Sinegosiator memperoleh hasil semaksimal
mungkin, tetapi pihak lain dirugikan. Dampaknya ketidakpuasan pihak yang kalah.
b.
Lose and Win Solution
Negosiator pada posisi mengalah untuk
menang. Sedang pihah lain dimenangkan.
Risikonya jika hitungan tidak tepat maka akan merugi.
c.
Win and Win Solution
Teknik ini yang paling tepat, yaitu
adanya keseimbangan antar pihak. Sasaran yang dicapai bukan harga mati tetapi
dinego untuk saling menguntungkan atau tidak rugi keduanya sesuai kesepakatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar