Senin, 27 November 2017

KEPEMIMPINAN ISLAM



KEPEMIMPINAN ISLAM[1]
Oleh : Dr. H. Nur Zazin, M.A[2].

1.    Memahami Kepemimpinan
Kepemimpinan, secara etimologi berasal dari kata pimpin, mendapat awal me- berarti menuntun, membimbing, menunjukkan jalan. Mengetahui, mengepalai, memandu, melatih. Sedangkan Istilah Kepemimpinan mendapat awalan ke dan akhiran an, berarti menunjukkan pada semua aspek kepemimpinan.
 Al Qur’an banyak menjelaskan tentang kepemimpinan, khilafah (Al Baqarah ayat 30), ulil amri (An- Nisa : 59), wali (Al Maidah ayat 55). Dalam hadis nabi istilah pemimpin disebut ra’in atau amir seperti dalamhadis Bukhori. Kesemuanya memiliki arti bahwa kepemimpinan adalah kegiatan menuntun, memandu dan menunjukkan jalan yang diridlai Allah
.
Sedangkan secara terminologi, ada tiga gejala dalam kepemimpinan yang dapat diindentifikasi :
a.    Selalu berhadapan dengan dua belah pihak, ada yang memimpin dan yang dipimpin. Jumlah pemimpin lebih sedikit dari yang dipimpin.
b.    Merupakan gejala sosial yang berlangsung sebagai interaksi  antar manusia di dalam kelompoknya, baik kelompok besar maupun kecil.
c.    Berisi kegiatan membimbing, memandu, menunjukkan jalan, mengepalai dan melatih agar orang-orang yang dipimpinnya mengerjakan sendiri.
Menurut Ott (1996), proses hubungan antar pribadi yang di dalamnya seseorang mempengaruhi, sikap, kepercayaan dan perilaku orang lain. Locke et.al, (1991), sebagai proses membujuk orang lain untuk mengambil langkah menuju suatu sasaran bersama. Terry, leadership is the relationship in wichh one person, the leader, influences the ather to work together willingly on related task to attain that wich the leader desire ( kepemimpinan adalah hubungan di mana di dalamnya antara orang dan pemimpin saling mempengaruhi agar mau bekerjasama berbagi tugas untuk mencapai keinginan sang pemimpin.
Kepemimpinan dalam Islam dapat dilacak dari keberadaan manusia di muka bumi, mulai dari Adam dan Hawa (AN-Nisa ayat 1), kemudian lahir komunitas yang disebut dengan syu’ub  dan qabail (Al Hujrat ayat 13), dan akhirnya jadi proses saling mengenal (ta’aruf)  yang muncul golongan yang menyeru kebaikan dan mencegah dari yang mungkar (Al Imran : 104), akhirnya terjadi proses seleksi siapa yang terbaik untuk jadi pemimpin atau khairu ummat (Al imran ayat 110, 118).
Kepemimpinan Islam adalah kegiatan membimbing, menuntun, memandu dan menunjukkan jalan yang diridlai Allah, untuk kmemakmurkan bumi, menyeru kepada yang ma’ruf (baik) dan mencegah yang mungkar (buruk), keduanya antara yang dipimpim dan yang memimpin sama mempertanggungjawabkan amanah tersebut di hadapan Allah SWT.

2.    Dasar Konsep Kepemimpinan Perspektif Islam
a.         Pendekatan normatif
Secara normatif kepemimpinan Islam bersumber dari Al Qur’an dan Hadis yang terbagi 4 prinsip pokok, yaitu (1) tanggung jawab (reponsibility) artinya bahwa setiap diri adalah pemimpin minimal untuk dirinya sendiri, dituntut bertanggung jawab tidak hanya kepada manusia, tetapi juga kepada Allah SWT. (2) prinsip etika tauhid artinya pemimpin yang dipilih adalah beriman kepada Allah (Al Imran 118). (3) prinsip keadilan artinya pemimpin harus mampu menjaga keseimbangan (adil) sebagaimana QS. Shad ayat 26). (4) prinsip kesederhanaan seorang pemimpin itu melayani bukan minta dilayani. Hadis Nabi “ Pemimpin suatu kaum adalah pengabdi (pelayan) mereka “ (HR. Abu Na’im). Kepemimpinan yang demikian akan menghasilkan kejujuran.
b.        Pendekatan Historis
Berdasarkan historis, maka akan melahirkan pemimpin yang memiliki sifat shidiq, amanah, tabligh dan fatanah dan lain-lain sebagai syarat dari keberhasilan memimpin masyarakatnya. Banyak kisah atau cerita dalam Islam dalam Al Qur’an, Hadis, Sirrah nabawiyah yang mampu mengisnpirasi pemimpin untuk berbuat terbaik.
Sejarah mengajarkan bahwa orang besar bukanlah orang yang kuat dan perkasa dan suka memaksakan kehendaknya, namun orang besar itu orang yang sanggup mengendalikan hawa nafsu dan amarahnya serta mau mengakui kesalahannya untuk tidak diulang kembali di masa mendatang.
c.         Pendekatan Teoritik
Dasar ini dimaksudkan, bahwa sebenarnya konsep Islam sudah memiliki ideologi jelas dan benar dan sempurna, namun islam tidak menutup kesempatan menkomonikasikan ide-ide pemikiran dariluar Islam selama pemikiran tersebut dalam koridor ilmiah dan tidak bertentangan dengan Islam.

3.    Dasar Konsep Kepemimpinan Perspektif Barat
Pemikir barat rata-rata mengatakan bahwa kepemimpinan diletakkan di atas konsep relasi (telational concept),  seperti Edwin locke menyatakan bahwa jika pemimpin tidak ada pengikut, maka otomatis tidak ada pemimpin. Jadi dalam paradigma barat kepemimpinan itu tidak lebih dari suatu perilaku dan tuntutan sosial dan didalamnya tidak dikenal tanggung jawab personal ilahiyah (ilahiyyah personal responsibility).
Beberapa konsep kepemimpinan perspektif barat :
a.       Teori Kontigensi (Fiedler, 1964-1974)
Bahwa kinerja kelompok tergantung pada interaksi antara gaya kepemimpinan dengan situasi yang mendukung.
b.      Teori siklus kehidupan
Ada dua gaya kepemimpinan, task behavior; menunjukkan sejauhmana pemimpin mengkhususkan tugas individu atau kelompok, pengorganisasian, pengendalian. Relationship behavior; menunjukkan perilaku pemimpin dalam berkomunikasi dengan pengikutnya. Kedua teori itu menghasilkan gaya keputusan yaitu telling (mengatakan), selling (instruksi terstruktur), participating (saling berbagi) dan delegating meminimalisir pengarahan).
c.       Teori Path-goal (House 1971)
Pemimpin yang efektif menjelaskan jalur membantu pemngikutnya bertolak dari permulaan menuju pencapaian dengan berusaha secara maksimal untuk mengatasi berbagai hambatan-hambatan.
d.      Leadershipp participation Model (Vroo dan Jago 1974)
Teori ini menghubungkan perilaku kepemimpinan dan partsisipasi dengan pengambilan keputusan. Model ini didasarkan atas analisa tentang bagaimana perilaku keputusan pemimpin mempengaruhi kualitas keputusan dan penerimaan keputusan bawahan.


4.    Sifat Ideal Pemimpin

No
Perspektif Islam
Perspektif Barat
1
Mampu memimpin dan mengendalikan diri sebelum memimpin
Mampu mempengaruhi dan membujuk orang lain
2
Memiliki kemampuan kualitas dan manajerial terbaik
Memiliki kemampuan manajerial terbaik
3
Memiliki konsep dan aplikasi relasi yang baik sesuai tuntunan Islam
Memiliki konsep dan aplikasi relasi
4
Visinya Al Qur’an dan amar ma’ruf nahi munkar
Memiliki visi yang jelas, serta mampu menerjemahkan menjadi misi kepada bawahan
5
Memiliki sifat tawadlu dan mawas diri, sebab kepemimpinan tidak hanya dipertanggungjawabkan di depan lemabaga organisasi, tetapi juga dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.
Memiliki sifat optimis
6
Memiliki sifat shiddiq (benar), amanah (dipercaya), tabligh (menyampaikan apa adanya), fathanah (cerdas/pandai)
Memiliki pendekatan watak, pendekatan situasional atau perilaku tersimak (observed behavior), bukan pada pembawaan (inborn) yang hipotetikal


Perbedaan mendasarnya yaitu :

No
Perspektif Islam
Perspektif Barat
1
Pendekatan internal; pribadi seorang pemimpin itu merupakan cerminan dari keberhasilan memimpin yang dimulai dari memimpin dirinya sendiri
Pendekatan eksternal; seorang pemimpin sebagai makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan komunitasnya
2
Sifat ideal
Sifat tertentu seseorang merupakan merupakan karakter khas yang dimiliki sebagai karunia Allah, dan diharuskan memiliki minimal sifat 4 rasulullah yakni kebenaran, amanah, jujur menyampaikan apa adanya, dan cerdas.

Hasil sebuah proses latihan murni tanpa faktor lain di dalamnya.
3
Kepemimpinan itu amanah yang diberikan Allah SWT dan akan diminta pertanggungjawabannya
Tanggung jawab formal dengan parameter materi yang dipertanggungjawabkan sesuai ketentuan yang berlaku.

5.    Karakter Pemimpin Masa Depan
a.       Memiliki aqidah Islamiyah yang mantap
b.      Tasamuh (toleran)
c.       Memiliki landasan kerjasama dan solidaritas
d.      Menghilangkan kultur organisasi
e.       Terbuka
f.       Bebas dari penyakit Jahid (reaksioner) dan jamid (beku berfikir)

6.    Akhlaq seorang pemimpin dalam Al Qur’an
a.       Cinta kebenaran (al baqarah : 47, AL Maidah : 8, Al Hujrat 9-10, )
b.      Menjaga Amanah dan Kepercayaan (Al Baqarah 166)
c.       Ikhlas dan Memiliki Pengabdian (Al baqarah 245)
d.      Baik dalam pergaulan (fushilat 34).
e.       Bijaksana (Yusuf 22)

7.    Akhlaq seorang pemimpin dalam Hadis
a.       Memimpin untuk dilayani bukan dilayani
b.      Zuhud terhadap kekuasaan
c.       Jujur dan tidak munafik
d.      Memiliki visi keummatan (bebas fanatis golongan)
e.       Memiliki tanggung jawab moral

8.    Langkah Mengelola Organisasi

No
Input
Proses
Output
1
a.  Masukan, kritik, saran, hasil penelitian, hasil whork shop, seminar dll
b.  Proses awal melalui upgrading artinya penyamaan visi dan  misi organisasi.
c.  Rapat kerja
Proses pengelolaan organisasi berdasar kesepakatan dan visi, misi yang disepakati, beberapa fungsi :
a.    Instruktif pelaksanaan (an-Naml 32-33)
b.   Delegasi (mau mendelegasikan wewenang ke bawahan) Al Maidah 51
c.    Pengendalian dan mengawasi
d.   Keteladanan
Adapun ukuran keberhasilan output
a.    ketepatan waktu
b.    efisiensi Biaya
c.    Keuntungan yang diperoleh

9.    Mengenal Teknik Bernegoisasi
a.       Win and Lose Solution
Sinegosiator memperoleh hasil semaksimal mungkin, tetapi pihak lain dirugikan. Dampaknya ketidakpuasan pihak yang kalah.
b.      Lose and Win Solution
Negosiator pada posisi mengalah untuk menang. Sedang pihah lain  dimenangkan. Risikonya jika hitungan tidak tepat maka akan merugi.
c.       Win and Win Solution
Teknik ini yang paling tepat, yaitu adanya keseimbangan antar pihak. Sasaran yang dicapai bukan harga mati tetapi dinego untuk saling menguntungkan atau tidak rugi keduanya sesuai kesepakatan.


[1] Makalah ini merupakan rangkuman yang bersumber dari Aunur Fakih dkk, Kepemimpinan Islam, Yogyakarta, UII Press, 2001.
[2] Pb. Ketua III/Dosen Manajemen Pendidikan Islam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar